Posts

Showing posts from 2015

Hyangga, Salah Satu Jenis Lagu Kuno Korea

Walaupun ada ribuan puisi yang dihasilkan pada masa Tiga Kerajaan (Koguryeo, Silla, dan Baekje), hanya sedikit saja yang tersisa pada masa sekarang ini. Beberapa yang tersisa antara lain adalah 25 buah lagi Silla yang disebut hyangga dan beberapa puisi dalam karakter hanja. Hyangga sendiri berarti 'lagu asli' yang bermaksud agar lagu-lagi ini dibedakan dengan lagu Tiongkok yang saat itu juga populer di masa Tiga Kerajaan. Korea yang tidak memiliki alfabet sendiri untuk menulis, akhirnya meminjam karakter mandarin untuk menulis. Ada tiga jenis penulisand dengan karakter mandarin yaitu hyangchal, idu, dan hanja.Sistem hyangchal disebut juga sebagai orthographic system, yaitu karakter mandarin digunakan untuk menuliskan lafal bahasa Korea kuno secara fonetik dan semantik. Sistem ini mirip dengan sistem Manyogana di Jepang. Banyak karakter yang digunakan untuk makna yang sama dalam kedua bahasa itu, sedangkan lainnya digunakan untuk menuliskan partikel dan infleksi dalam bahas

Arirang Festival

Image
Buku acara, tiket, dan selimut Arirang Festival (dok. pribadi) Saya dan teman-teman berkesempatan untuk menonton Festival Arirang yang diadakan di Istana Gyeongbok (Gyeongbokgung) pada tanggal 5 Oktober 2015. Festival ini diadakan sebagai salah satu rangkaian acara peringatan kemerdekaan Korea Selatan ke-70. Korea Selatan sendiri merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945, hanya berbeda dua hari dengan Indonesia.  Panggung yang dipasang di depan Istana Gyeongbok (dok. pribadi) Di dalam festival ini, berbagai macam bentuk Arirang dinyanyikan. Dari mulai beberapa jenis nyanyian rakyat Arirang yang berbeda, hingga Arirang yang digubah dengan jenis musik jazz, hip hop, dan sebagainya. Arirang sendiri sebetulnya adalah nyanyian rakyat (minyo/민요) yang memiliki berbagai jenis versi namun yang paling sering dinyanyikan adalah versi Gyeonggi Arirang. Parade tarian dan pungmulnori (dok. pribadi) Acara dibuka dengan parade para penari dan pemain samulnori dan dilanjutkan dengan per

Hansi Berjudul "Jeju" Karya Pangeran Gwanghae

Image
Cha Seung Won sebagai Pangeran Gwanghae di drama Hwajung (sumber: http://www.kdramastars.com/articles/79653/20150327/cha-seung-won-wants-to-portray-a-thoughtful-prince-gwanghae.htm)  Pangeran Gwanghae (1575-1641) adalah raja kelima belas Joseon. Ia menjadi raja pada tahun 1608 hingga 1623. Ia menjadi putra mahkota setelah maju melawan invasi Jepang ke Korea (임진왜란) pada tahun 1592-1598 (informasi singkat: https://id.wikipedia.org/wiki/Invasi_Jepang_ke_Korea_(1592-1598)). Ia menjadi populer di antara masyarakat Joseon setelah menduduki posisi putra mahkota karena ia berusaha keras untuk menyudahi krisis kerajaan dengan menambah kekuatan militer Joseon, Ia menjadi seorang raja setelah perang selesai. Di dalam istana, ia memperbaiki hukum-hukum sebelumnya yang cacat. Di luar istana, ia memperbaiki hubungan asing dengan pihak Tiongkok dan Jepang. Setelah kudeta yang menjadikan Injo sebagai raja baru, ia diasingkan ke Pulau Ganghwa dan kemudian ke Pulau Jeju. Di Pulau Jejulah ia men

Menghabiskan Liburan Chuseok di Namsangol Hanok Village

Image
Pada liburan Chuseok 26-29 September ini, saya memutuskan untuk mencoba berjalan-jalan ke Namsangol Hanok Village yang terletak di Seoul. Namsangol Village terletak tidak jauh dari Stasiun Chungmuro pintu keluar 3. Hanok Village ini buka setiap hari kecuali hari selasa pada pukul 09.00 hingga 21.00 di bulan April- Oktober dan pukul 09.00 hingga 20.00 di bulan November-Maret.  sumber: http://www.ajunews.com/view/20150921215417062 Acara khusus Chuseok ini hanya ada di tanggal 27-28 September 2015 pada pukul 11.00-18.00 dan saya memutuskan untuk pergi kesana pada tanggal  28 September 2015. Awalnya saya ingin datang pagi namun akhirnya saya sampai di tempat ini pada pukul 14.00. Jumlah pengunjung yang datang ke tempat ini sangat banyak pada hari itu karena merupakan hari kedua Chuseok. Banyak keluarga yang pergi untuk berwisata. Pintu masuk Namsangol Hanok Village (dok. pribadi) Hanok Village ini berisikan 5 hanok (rumah tradisional Korea) dari rumah bangsawan hingga ru

Orientasi Mahasiswa Baru di Korea Selatan

Image
Saya menginjakkan kaki di Korea Selatan untuk melanjutkan studi saya di program magister (S2) di salah satu universitas di Korea Selatan. Sama seperti kampus-kampus pada umumnya di berbagai belahan dunia, universitas di Korea Selatan juga memberikan orientasi kepada mahasiswa-mahasiswa barunya. Pada artikel kali ini, saya akan berbagi pengalaman saya sebagai mahasiswi baru program magister di universitas K di Seoul, Korea Selatan. Orientasi dimulai pada pukul 13.00 waktu setempat dan dijadwalkan akan selesai pada pukul 17.00 waktu setempat. Di Korea Selatan, semua acara dimulai tepat waktu dan tidak dikenal istilah 'ngaret' seperti lazimnya yang terjadi di Indonesia. Pada awalnya saya pikir orientasi akan disampaikan dalam bahasa Inggris karena pesertanya adalah mahasiswa asing dalam program magister dan doktor. Namun ternyata semenjak awal, orientasi dimulai dengan bahasa Korea, sehingga mau tidak mau jika ingin masuk ke universitas di Korea Selatan harus bisa ber

Ujian Komprehensif di Korean Language and Literature Kyung Hee University

Di jenjang pascasarjana, para mahasiswa di Korea wajib untuk mengikuti ujian komprehensif sebagai salah satu syarat kelulusan. Walaupun ada kampus di Korea yang tidak memiliki persyaratan ujian komprehensif, namun sebagian besar mahasiswa pascasarjana di Korea harus mengikutinya agar dapat lulus dan mendapatkan gelar. Pada perkuliahan biasa, sebagian besar mata kuliah tidak memiliki ujian tertulis sebagai Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Mahasiswa hanya diwajibkan untuk membuat presentasi dan makalah akhir saja. Ujian komprehensif bisa diikuti apabila mahasiswa sudah mengikuti 18 SKS kuliah sehingga ada kampus yang menyediakan ujian ini mulai di akhir semester 2 atau awal semester 3. Di Kyung Hee University sendiri, ujian komprehensif bisa diikuti mahasiswa mulai di awal semester 3 sehingga apabila mahasiswa gagal mengikuti tes tersebut di semester ketiga, mahasiswa bisa mengulangnya di semester 4, 5 dan seterusnya. Departemen Korean Language and Lit

Sijo Karya Enam Menteri yang Menjadi Martir (사육신 / 死六臣)

Image
Raja Sejong (1397-1450), raja yang membuat aksara Hangeul, memiliki 8 anak laki-laki dan 2 anak perempuan dari ratunya, Ratu Soheon. Penerusnya adalah Raja Munjong (1414-1452) yang hanya sempat memerintah selama 2 tahun sebelum meninggal karena penyakit. Penerus Raja Munjong adalah Raja Danjong (1441-1457), anaknya yang baru berumur 11 tahun pada saat menerima tahta kerajaan. Ia hanya dapat memerintah selama 3 tahun saja karena pada tahun 1455, pamannya yang bernama Pangeran Suyang (anak kedua Raja Sejong) mengkudeta pemerintahannya. Pangeran Suyang akhirnya mengangkat dirinya sendiri menjadi raja dengan gelar Raja Sejo (1417-1468, memerintah 1455-1468), Walaupun banyak menteri dan aristokrat yang mendukung Raja Sejo, banyak pula yang membelot. Mereka adalah bawahan setia Raja Sejong, Raja Munjong, dan Raja Danjong. Setahun setelah Raja Danjong turun tahta, para bawahan setia tersebut membuat pemberontakan yang gagal karena ada salah satu dari mereka berkhianat. Pengkhianat terseb